Konyolnya Debat Presiden Amerika, Malah Bahas Golf
CAPITALNEWS.ID – Dalam debat Presiden Amerika terbaru antara mantan Presiden Donald Trump dan Presiden Joe Biden yang berlangsung pada 28 Juni 2024, terjadi momen yang tak terduga ketika topik golf menjadi pusat perhatian. Alih-alih membahas isu-isu penting seperti ekonomi atau kebijakan luar negeri, kedua kandidat terlibat dalam perdebatan sengit mengenai kemampuan mereka bermain golf, mengundang kekonyolan dan kejutan dari para penonton.
Debat ini seharusnya menjadi ajang untuk adu gagasan tentang masa depan Amerika, namun berubah menjadi ajang sindiran pribadi mengenai siapa yang lebih ahli dalam bermain golf. Donald Trump, yang dikenal sebagai penggemar berat golf dan sering bermain di lapangan golf pribadinya, menantang Joe Biden untuk membuktikan keterampilannya di lapangan golf. Trump menekankan bahwa waktu bermain golfnya digunakan sebagai cara untuk menjalin hubungan dan melakukan negosiasi penting.
Dilansir dari kanal Youtube CNN (28/06/2024), Selama debat, Trump menuduh Biden tidak kompeten dalam bermain golf, dan bahkan menyindir bahwa Biden tidak akan bisa bersaing dengannya di lapangan. “Saya baru saja memenangkan dua kejuaraan klub — bukan senior, dua kejuaraan klub reguler,” kata Trump saat menjawab pertanyaan terkait usianya yang akan mencapai 82 tahun di akhir masa jabatan kedua. “Untuk melakukan itu, Anda harus cukup pintar, dan Anda harus bisa memukul bola jauh. Dan saya melakukannya. Dia tidak bisa melakukannya. Dia tidak bisa memukul bola 50 yard.”
Saling Serang pribadi masing-masing
Biden, yang berusia 81 tahun, menyatakan bahwa dia akan “senang mengadakan kontes mengemudi” dengan Trump. “Saya mendapat handicap saya, ketika saya menjadi wakil presiden, turun menjadi enam,” kata Biden, merujuk pada sistem di mana pegolf membandingkan kemampuan mereka. Semakin rendah angkanya, semakin baik pemainnya. “Dan omong-omong, saya sudah katakan sebelumnya, saya senang bermain golf jika Anda membawa tas Anda sendiri,” lanjut Biden, mengarahkan pernyataannya kepada Trump. “Kira-kira kamu bisa melakukannya?”
Moderator debat terlihat kewalahan dalam mengendalikan perdebatan ini. Upaya moderator untuk mengembalikan fokus debat ke isu-isu yang lebih relevan sering kali diabaikan oleh kedua kandidat yang terus melanjutkan argumen mereka tentang golf. Pada beberapa titik, moderator harus meminta kedua kandidat untuk berhenti berbicara bersamaan dan fokus pada pertanyaan yang diajukan, tetapi instruksi ini sering kali tidak diindahkan.
eaksi publik terhadap debat ini sebagian besar berupa kebingungan dan kekecewaan. Banyak penonton merasa bahwa debat ini tidak memberikan informasi yang berguna mengenai visi dan kebijakan kedua kandidat. Alih-alih mendapatkan wawasan tentang masa depan Amerika, penonton disuguhi debat yang lebih mirip acara hiburan. Beberapa pengamat politik menyebut debat ini sebagai salah satu yang paling tidak produktif dalam sejarah debat presiden Amerika, dengan lebih banyak waktu dihabiskan untuk saling menyerang daripada membahas isu-isu penting.
Salah satu debat presiden amerika terkonyol
Perdebatan tentang golf ini menjadi simbol dari betapa terpolarisasinya politik Amerika saat ini, di mana perbedaan pribadi dan gaya kepemimpinan sering kali menjadi lebih menonjol daripada diskusi substantif tentang kebijakan. Insiden ini juga menyoroti tantangan dalam menyelenggarakan debat yang bermakna dalam konteks politik yang sangat terpecah. Bagi pemilih, debat ini menjadi pengingat akan perlunya fokus pada isu-isu penting yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari daripada terjebak dalam perdebatan yang kurang relevan.
Debat antara Donald Trump dan Joe Biden yang berfokus pada topik golf menambah deretan kekonyolan dalam sejarah debat presiden Amerika. Insiden ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga debat tetap pada jalur yang substantif dan relevan untuk memberikan informasi yang berarti bagi pemilih. Diharapkan, debat-debat selanjutnya akan lebih terstruktur dan fokus pada isu-isu yang benar-benar penting bagi bangsa, seperti kebijakan ekonomi, kesehatan, dan keamanan nasional.
Dengan begitu, publik akan lebih mendapatkan gambaran yang jelas tentang visi dan rencana masing-masing kandidat dalam memimpin Amerika menuju masa depan yang lebih baik.
(JW)