PSSI Benarkan Lakukan PHK Massal, Sebut Ini Komitmen Membangun Sepak Bola Nasional
CAPITALNEWS.ID – Baru-baru ini, Persatuan Sepak Bola indonesia (PSSI) dikabarkan telah membuat keputusan mengejutkan dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 43 karyawannya. Namun, kabar mengejutkan tersebut tak berhubungan dengan Timnas Indonesia baik persiapan pemain maupun offisial.
Adapun puluhan pegawai yang terkena PHK itu berasal dari berbagai divisi di dalam tubuh PSSI.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir angkat bicara dan membenarkan mengenai kabar pihaknya melakukan PHK. Ia memastikan keputusan tersebut dilakukan bukan tanpa alasan.
“Bersih-bersih karyawan di PSSI. Waktu saya terpilih menjadi Ketua Umum PSSI waktu itu, saya ingat sekali langsung saya sampaikan,” ujar Erick Thohir kepada wartawan, dikutip Kamis (5/9/2024).
“Saya ingin karena ini amanah dari masyarakat Indonesia dan juga dari stakeholder sepak bola, saya bilang saya punya komitmen sebagai ketua melakukan pembangunan sepak bola yang bersih dan berprestasi,” tambahnya.
Erick mengatakan, karyawan PSSI merupakan salah satu aspek penting sepakbola Indonesia. Oleh karena itu, harus dibenahi untuk menciptakan PSSI yang dikelola secara profesional dan transparan.
“Nah karena itu ya, saya berusaha memperbaiki bersama Pak Sekjen, bersama semua Exco yang mendukung program bersih-bersih saya, bahwa tidak mungkin ke depan PSSI tidak dikelola dengan transparan dan baik,” ucapnya.
Erick meembeberkan, program bersih-bersih ini mencakup secara penyeluruh. Bukan hanya terkait teknis, tapi joga non-teknis.
“Sama di tahun berikutnya kita juga bersih-bersih Liga. Liga 1 kita sudah bersih-bersih. Tidak ada lagi match fixing. Kalau ada ya kita gigit,” ungkapnya.
“Kalau ada macam-macam juga laporin. Ya saya akan gigit juga,” lanjut Erick.
Sebelumnya, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, mengatakan bahwa reformasi sepakbola Indonesia tidak hanya dilakukan di lapangan saja, namun juga di tubuh internal PSSI.
“Kita lagi melakukan transformasi sepakbola. Transformasi itu tak bisa hanya di luar, mau enggak mau juga di organisasinya PSSI,” ujar Arya melalui keterangan resminya pada Senin (2/9/24).
Arya menegaskan apa yang dilakukan ini juga sudah berdasarkan hasil konsultasi dengan konsultan. Ada kriteria yang harus dipenuhi agar PSSI ke depannya bisa menjadi lebih baik lagi.
“Kami sudah minta konsultan untuk melakukan yang namanya, ke depan PSSI harus bagaimana. Kemudian, mereka memberikan kriteria-kriteria karena kita mau melangkah ke depan ke 2045 soal organisasi kita ini harus bagaimana dan seluruhnya,” kata Arya.
“Maka, dibutuhkanlah yang namanya perubahan di organisasi PSSI. Perubahan ini dilakukan juga dengan kriteria dari masing-masing bagian dan kriteria dari masng-masing yang dibutuhkan,” imbuhnya.
Arya mengungkapkan bahwa hasil ini juga berdasarkan dari evaluasi yang dilakukan dalam internal karyawan PSSI. Mirisnya, kata dia, ada salah satu karyawan yang menggunakan aset milik PSSI untuk kepentingan pribadi. Tentu hal tersebut dinilai oleh PSSI sebagai sesuatu yang menyalahi aturan.
“Berdasarkan data tersebut, kami melakukan langkah evaluasi dan pemutusan hubungan kerja. Walaupun ada juga yang salah satunya juga, karyawan kita, dia pegang dokumentasi digital kita, dia malah membuat akun sendiri,” ungkap Arya.
“Memanfaatkan aset digital PSSI, dimasukkan dalam akun tersebut. Bahkan, dilakukan penjualan juga terhadap akun-akun tersebut. Kemudian foto-foto kita dipakai oleh media lain misalnya, tanpa ada kredit PSSI, tetapi malah nama orang tersebut,” lanjutnya.
Tidak sampai situ saja, penyalahgunaan aset digital PSSI untuk keuntungan pribadi juga merambah ke akun Youtube. Arya menyebut ada pihak yang menerima uang dari monetisasi akun Youtube PSSI.
“Berikutnya lagi, akun sosmed kita ternyata dimonetisasi, contohnya di Youtube. Ternyata akun Youtube tersebut rekening adsense-nya dimasukkan ke rekening pribadi dan kemungkinan sih dananya enggak masuk ke PSSI,” ujarnya.
“Ketika kita ambil alih, dirapikan organisasinya, dimasukkan ke rekening resmi PSSI, eh ternyata akun itu tidak lagi aktif, tidak lagi banyak kegiatan. Nah ini kan contoh,” sambung Arya.
(Red-01/*)