Kejari Jakarta Barat Terima Tahap ll Kasus Investasi Bodong Robot Trading Net89

CAPITALNEWS.ID – Kasus dugaan investasi bodong robot trading Net89 semakin menuju proses peradilan. Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Barat pada Kamis, 20 Februari 2025, resmi menerima pelimpahan berkas perkara, barang bukti, serta dua tersangka, yaitu Alwyn Aliwarga (AA) dan Dedy Iwan (DI), dari penyidik Bareskrim Polri.
Kepala Seksi Tindak Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejari Jakarta Barat, Muhammad Adib Adam mengkonfirmasi bahwa pelimpahan tahap dua tersebut berlangsung di Kejari Jakarta Barat. “Kami telah menerima pelimpahan tahap dua (kasus) robot trading Net89 dari Bareskrim Polri kepada Kejaksaan Agung yang bertempat di Kejari Jakarta Barat atas nama tersangka Deddy Iwan dan Alwyn Aliwarga,” ucapnya.
Selain dua tersangka, Kejari juga menerima barang bukti yang telah disita oleh penyidik dan tercatat dalam berkas perkara. “Proses penerimaan pelimpahan tersangka dilakukan sekitar pukul 13.30 WIB. Namun, ekspos belum dapat dilakukan karena masih dalam proses penuntutan,” ujar Adib.
Sebelumnya, pada Januari 2025, Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri melakukan penyitaan aset-aset bernilai triliunan rupiah yang terkait dengan kasus ini.
Aset yang disita antara lain mencakup properti senilai sekitar Rp 1,5 triliun, yang terdiri dari hotel, vila, apartemen, rumah, dan kantor yang tersebar di berbagai kota besar seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Bali, Pekanbaru, dan Banjarmasin. Tak hanya itu, 11 mobil mewah, termasuk BMW, Porsche, dan Tesla, juga disita dalam rangka penyelidikan.
Selain aset, Dittipideksus Bareskrim juga berhasil menyita uang tunai sebesar Rp 52,5 miliar yang kini telah dipindahkan ke rekening penampung Bareskrim Polri. Penyidik terus melanjutkan penelusuran terhadap aset-aset lainnya yang diduga milik para tersangka.
Kasus ini melibatkan sekitar 7.000 korban yang diduga menjadi target investasi bodong yang dijalankan oleh PT Simbiotik Multitalenta Indonesia (SMI) lewat robot trading Net89. Hingga saat ini, total 15 orang telah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk beberapa nama besar dalam perusahaan dan individu-individu yang terlibat dalam operasi ini.
Penyidik terus bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Kejaksaan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Bappebti, LPSK, dan Imigrasi, untuk mengungkap lebih dalam jaringan dan aliran dana yang terlibat dalam skema investasi bodong ini.
Kasus ini menjadi sorotan publik karena skalanya yang besar dan dampaknya terhadap banyak orang yang menjadi korban penipuan. Para tersangka akan segera menghadapi proses hukum lebih lanjut, dengan diharapkan bisa memberikan keadilan bagi para korban yang telah dirugikan.
(Dom)