Cegah DBD, Pemprov DKI Bakal Sebar Nyamuk Ber-Wolbachia di Jakbar
CAPITALNEWS.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melepas nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di Kembangan, Jakarta barat (Jakbar) pada 4 Oktober mendatang. Pelepasan telur nyamuk ber-Wolbachia ini guna menguatkan program pengendalian demam berdarah dengue (DBD) di wilayah ini.
“Implementasi nyamuk ber-Wolbachia rencana rilis akan kita lakukan pada tanggal 4 Oktober. Pertama di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (26/9/2024).
Ani menjelaskan, adapun pelepasan pertama nyamuk tersebut di Kecamatan Kembangan karena kawasan ini paling tinggi kasus DBD di Jakarta.
Wolbachia adalah salah satu bakteri alami yang ditemukan pada beberapa serangga, termasuk nyamuk Aedes Aegypti.
Kemampuannya menghambat reproduksi virus dengue dalam tubuh nyamuk membuatnya dinilai efektif dalam mencegah penyebaran penyakit DBD di masyarakat.
Untuk implementasinya, sambung Ani, nantinya nyamuk ber-Wolbachia tersebut akan dititipkan dalam ember di rumah warga yang menjadi orangtua asuh. Ember berisi telur-telur nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia yang sudah disiapkan sejauh ini sebanyak 859 ember.
“Sudah di-mapping lokasinya, titik-titik sudah ditentukan secara geografis kewilayahan dimana ada ember. Pas titiknya jatuhnya di perumahan di fasum tapi itu berdasarkan titik yang dibuat sehingga pelepasannya merata dan memenuhi target,” terangnya.
“Jadi memang sudah di-mapping, apa istilahnya, dipetakan, ditentukan luas berapa meter, ada ember, luas berapa meter persegi ada ember. 50×50 meter persegi. Jadi setiap 50×50 meter persegi pasti diletakkan satu ember,” imbuh Ani.
Dia menjelaskan, dengan pelepasan itu berarti, pemerintah punya satu inovasi lagi. “Mudah-mudahan ini akan lebih menguatkan program pengendalian DBD yang ada di Jakarta,” katanya.
Lebih lanjut Ani mengatakan, proses penetasan telur akan memakan waktu selama dua pekan. Setelah itu, para orangtua asuh akan diberikan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia kembali. Hal ini akan dilakukan berulang selama enam bulan.
“Jadi kita pelepasannya dilakukan setiap dua minggu, jadi dilepaskan dari semua embernya, setelah dilepaskan embernya akan dipersiapkan kembali, dibersihkan, diisi lagi, dua minggu lagi dilepas lagi,” katanya.
Ani pun mengungkapkan, Jakarta Barat menjadi wilayah awal di DKI yang diprioritaskan lantaran merupakan salah satu wilayah yang memiliki status kasus DBD tinggi dibandingkan dengan wilayah Jakarta lainnya.
Menurut data, di Jakarta sendiri lonjakan kasus DBD yang cukup tinggi pada 2024 terjadi sekitar bulan Maret-Mei. Secara angka hingga September tahun ini, Jakarta sudah 12.000 lebih kasus DBD.
Meskipun nantinya nyamuk ber-Wolbachia sudah dilepaskan, Ani menyebut kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dan 3M Plus tetap perlu dilakukan.
“Sebenarnya teknologi wolbachia ini merupakan salah satu inovasi yang melengkapi strategi pengendalian yang sudah tertuang sebelumnya di dalam strategi nasional tentang pengendalian dengue,” ujarnya.
(Red-01/*)