CAPITALNEWS.ID – Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengajak mahasiswa untuk sama-sama memaknai ‘Paradox Socrates’. Hal itu dia sampaikan saat menghadiri acara peluncuran dan bedah buku “Menegakkan Amanah Konstitusi Pendidikan” yang ditulis oleh Dr. Dede Yusuf M. Effendi.
“Jadi teringat mengenai ‘Paradox Socrates’ yang berkata: Saya tahu bahwa saya cerdas karena saya tidak tahu apa-apa,” kata Ibas dalam keterangannya, dikutip Sabtu (12/10/2024).
“Mungkin terdengar membingungkan pada awalnya. Bagaimana mungkin seseorang bisa cerdas, jika mereka tidak tahu apa-apa? Ternyata, Socrates percaya bahwa orang yang paling bijaksana adalah mereka yang terus belajar dan mencari pengetahuan, bukan mereka yang berpura-pura sudah mengetahui segalanya,” lanjutnya.
Dalam sambutannya, Ibas kemudian bertanya, apakah salah, jika kita tetap belajar pada sistem pendidikan di dunia? Model pendidikan seperti apa yang terbaik untuk Indonesia?
“Di Finlandia, fokus pendidikan lebih pada pembelajaran berbasis keterampilan. Di Singapura, keunggulan dalam matematika dan sains dikedepankan. Di Jepang, dikenal pendidikan karakter dan disiplin pembelajaran seumur hidupnya. Di Belanda, kita bisa melihat pendekatan personalisasi dalam pembelajaran. Sedangkan di Kanada mengedepankan pendidikan inklusif dan dukungan yang luas,” jelasnya.
Ibas menilai ‘Paradox Socrates’ menjadi relevan, jika kita bisa menerapkan beberapa hal ini: misalkan, pendidikan Indonesia harus adaptif, mengacu pada kemajuan zaman, kultur, namun tetap memegang erat nilai-nilai 4 pilar kebangsaan.
“Harus ada sikap terbuka dan kritis dalam dunia pendidikan. Harus ada juga rasa ingin tahu yang besar dengan kerendahan hati ingin belajar dan berkembang,” ungkapnya.
“Harus ada penguatan infrastruktur pendidikan, teknologi, hubungan kerja, dan tingkat kebahagiaan sejahtera hidup untuk para tenaga pendidik,” lanjut Ibas menandaskan.
(Red-01/*)